Profil Kyai
Sang Kyai
KH.M FUAD RIYADI Spd, Pengasuh PONPES Roudlotul FatihahYogyakarta
Sebelum sertifikasi pesantren diberlakukan pemerintah, tahun 1930-1950 KH Sangidoe mengasuh pesantren di Wonokromo, Pleret, Bantul, Yogyakarta. Selama dua puluh tujuh tahun beliau berguru kepada KH Mahfudz at Turmudzi (pengasuh Pondok Pesantren Termas, Jawa Timur dan imam Mesjid Mesjidil Haram).
Di pesantrennya, banyak santri menangguk ilmu KH Sangidu dan tidak sedikit santri beliau lalu menjadi ulama besar dan teruji. Dapat disebut di sini: KH AR Fachrudin (mantan Ketua PP Muhammadiyah), KH Matori al Huda (PDHI), KH Hisyam Syafi’ie (PP Ibnul Qoyyim), KH Ahmad ‘Abdul Haq (Mbah Mad) Watu Congol, KH Hamam Ja’far (PP Pabelan), dll. Gemblengan sebagai guru ngaji datang dari orang tuanya sejak kecil.
Sebelum mengasuh pesantren Roudlotul Fatihah, Kyai Fuad yang mengaji agama sejak masa kanak-kanak dan menempuh perjalanan panjang menyanteri ke beberapa kiai mumpuni dalam bidang ilmu. Antara lain:
Kyai Abdul Basith, Kyai Muhammad Busyro, Kyai Abdul Mukti, KH Abdul Muchith (ulama figh tempat rujukan para ulama Jawa) dan KH Khatib. Semuanya di lingkaran “desa – kiai” Wonokromo dan Jejeran,
Bantul. Beliau juga secara khusus mengaji ilmu pada KH Abuya Dimyati, Pandeglang, Banten, Jawa Barat (tokoh tasawuf rujukan ulama kaliber dunia). Dalam pertalian kekerabatan KH Abuya Dimyati memang masih uwak Kiai Fuad, namun perhatian beliau padanya begitu istimewa. Selain itu, dalam mahabbah, Kyai Fuad terkait keilmuan dengan Tuan Guru Ijai (Syekh Zaini Abdul Ghani, Martapura, Kalimantan Selatan). Bahkan, guru dari Tuan Guru Ijai yakni Habib Anis al Habsyi, Gurawan, Solo.
Kyai kondang asal Bantul ini sempat terdampar di jagad senimanYogyakartadan wartawan. Karya tulisannya sudah di mediamassasejak Kelas 2 SMP. Tulisannya makin kuat setelah belajar pada Ragil Pragolopati. Beberapa karyanya tersebar di berbagai media massa baik lokal maupun nasional serta beberapa buku seperti : Risang Pawestri (1990), Aku Ini (1991), Catatan Tanah Merah (1992), Rumpun Bambu (1994), Begini-begini dan Begitu (1997), Gerbong (1998), Embun Tajalli (2000), Kampung Santri (2001), Cara Idiot Menjadi Kyai (2005) dan Islam Itu Gampang (2005).Selain mengasuh ratusan santrinya di Roudlotul Fatihah, Kyai Fuad juga mengajar di SMA 2 Banguntapan,
Bantul. Kyai perokok berat merk Dji Sam Soe ini kini memiliki tiga orang anak,Mohammad Sukmawan Samodra, Ayesha dan Shollallah Ngala Muhammad